Rabu, 07 Juli 2010

LEMBAGA SOSIAL
A. Ciri lembaga social
a. Merupakan kumpulan pola-pola perilaku yang terwujud melalui kegiatan- kegiatan kemasyarakatan.
b. Usia lembaga social lebih panjang dari pada usia individu.
c. Setiap lembaga sosial memlilki nilai-nilai sendiri.
d. System kepercayaan dan aneka tindakan baru akan menjadi bagian lembaga social setelah melewati waktu yang relative lama.
e. Mempunyai satu atau beberapa bagian.
f. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan
g. Memiliki lambing-lambang sebagai cirri khas.
h. Mempunyai tradisi tertulis maupun tidak tertulis.

B. Tipe-tipe atau macam-macam lembaga social
a. Berdasarkan proses terbentuknya, dibedakan menjadi cresive institution dan enacted institution.
b. Berdasarkan fungsinya, dibedakan menjadi operative institution dan regulative institution.
c. Berdasarkan system nilai-nilai yang diterima masyarakat dibedakan menjadi basic institution dan subsidiary institution.
d. Berdasarkan tingkat penerimaan oleh masyarakat, dibedakan menjadi social sanctioned institution dan unsanctioned institution.
e. Berdasarkan faktor-faktor persebarannya, dibedakan menjadi general institution dan restricted institution.


C. Proses Sosial
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok social saling bertemu dan menentukan serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses social dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara social dengan poltik, politk dengan ekonomi, ekonomi dengan hokum, dst.
D. Macam-macam interaksi social
Interaksi social merupakan kunci dari semua kehidupan social, karena tanpa interaksi social social tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan social yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi social antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (coperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflick). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatun penyelesaian, namun penyeleseaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial. Keempat bentuk pokok dari interaksi social tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, didalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertiakaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi.



E. Sosialisasi
Sosialisasi adalah suatu konsep umum yang bisa dimaknakan sebagai proses di mana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berpikir, merasakan, danbertindak, di mana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi social yang efektif. Sosialisasi merupakan proses yang terus terjadi selama hidup kita.
Ketika bayi dilahirkan, dia tidak tahu apa-apa tentang dirinya dan lingkungannya. Walau begitu, bayi tersebut memiliki potensi untuk mempelajari diri dan lingkungannya. Apa dan bagaimana dia belajar, banyak sekali dipengaruhi oleh limgkungan sosia di mana dia dilahirkan. Kita bisa berbahasa Indonesia karena lingkungan kita berbahasa Indonesia, kita makan menggunakan sendok dan garpu, juga karena lingkungan, kita melakukan hal yang sama. Demikian pula yang kita makan, sangat ditentukan oleh lingkungan kita masing-maisng.

F. Oposisi
Oposisi adalah perjuangan seseorang untuk memperoleh makanann sesuatu tujuan serta nilai.
Bentuk-bentuk Oposisi
a. Kompetisi
b. Konflik
c. Terjadinya oposisi bersumber dari adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan
d. Oposisi yang diakibatka dari adanya keterbatasan yang dihadapi
e. Peran kebudayaan terhadap pola konflik dapat mendorong atau menghambatb proses berkembangnya konflik.
f. Proses terjadinya konflik

G. Kooperasi
Kooperasi atau kerjasama disebut sebagai bentuk fundamental dalam interaksi, maka pendapat ini menganggap bahwa kerjasama itu sinonim dengan seluruh kontak social.
Ahli tumbuh-tumbuhan dan ahli hewan mengartikan sebagai berikut :
a. Dalam arti saling tergantung, timbul apabila ada spesies yang berbeda hidup dalam suatu tempat disebut dengan istilah simbiosis
b. Dalam arti saling membantu diantara anggota spesies
c. Margaret Mead dalam penelitiannya mengenai proses kerjasama dan persaingan dalam masyarakat primitive, berkesimpulan :
1. Dalam setiap system kebudayaan pastin dijumpai harga diri yang kuat dan perasaan ingin berkuasa pada diri individu
2. Tidak ada hubungan antara bentuk system budaya dengan problem sumber-sunber material dan makanan
3. Konsep dan penilaian keberhasilan seseorang lebih banyak ditentukan oleh tekanan kelompok terhadap kompetesi maupun kerjasama, dibandingkan keadaan khusus tekonologi ataupun masalah belimpahnya makanan.
H. Kontrol Sosial
Control social adalah pengawasan atau pengendalian oleh masyarakat terhadap tingkah laku individu berupa control psikologis dan non fisik, ini merupakan tekanan mental terhadap individu sehinggan akan bersikap dan bertindak sesuai penilaian masyarakat, karena ia berada dalam masyarakat tersebut.
Hasil yang dicapai dengan adanya control social yaitu :
a. Terjadinya kelangsungan kehidupan kelompok
b. Terjadinya integritas atau keterpaduan dalam masyarakat
c. Terjadinnya proses pembentukan kepribadian sesuai keinginan kelompok masyarakat tersebut
Cara-cara melakukan control social ;
a. Mempertebal keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma masyarakat yang mereka miliki
b. Menimbulkan rasa takut bila melanggarnya
c. Menciptakan system baku yaitu tata tertib beserta sangsi-sangsinya yang tegas





















KESIMPULAN
Kooperasi atau kerjasama disebut sebagai bentuk fundamental dalam interaksi, kontrol social ialah pengawasan atau pengendalian oleh masyarakat terhadap tingkah lakunya individu berupa control social dan nonfisik.
Hasil yang dicapai dengan adanya control social :
a. Terjadinya kelangsungan kehidupan kelompok.
b. Terjadinya integrasi atau keterpaduan dalam masyarakat.
c. Terjadinnya proses pembentukan kepribadian sesuai keinginan kelompok masyarakat tersebut.
Cara-cara melakukan control social :
a. Mempertebal keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma masyarakat yang mereka miliki.
b. Menimbulkan takut bila melanggarnya.
c. Menciptakan system yaitu tata tertib beserta sangsi-sangsinya yang tegas.












DAFTAR PUSTAKA
Drs. Ary H. Gunawan. Sosiologi Pendidikan.Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar