Rabu, 07 Juli 2010

Soe Hok Gie

Dari sejarah pergolakan mahasiswa menentang rezim totaliter Orde Lama (ORLA) pada dekade 1960-an, bangsa Indonesia patut mencatat dan mengenang satu nama. Dia patut dikenang tidak semata-mata karena andil dan keterlibatannya dalam menyukseskan perjuangan mahasiswa menghancurkan otoritarianisme kekuasaan ORLA, tetapi lebih dari itu, dia pantas mendapatkan tempat terhormat di hati dan ingatan warga bangsa karena totalitas perjuangan dan sikap hidupnya yang luar biasa dan mengagumkan dalam upaya menegakkan kebenaran, keadilan dan kemanusiaan.
Sebagai seorang aktivis mahasiswa, dia adalah pribadi yang istimewa. Hal itu tampak me lalui cakrawala pemikirannya yang visioner, militansinya yang nyaris tanpa batas, serta komitmennya yang kukuh pada prinsip-prinsip demokrasi dan humanisme universal. Karakter demikianlah yang selanjutnya menghadirkan sosoknya sebagai intelektual dan humanis sejati. Dialah Soe Hok Gie.
Soe Hok Gie lahir di Jakarta, 17 Desember 1942 dari keturunan Tionghoa. Dia adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan. Dia adik kandung Arief Budiman atau Soe Hok Djin, dosen Universitas Kristen Satya Wacana yang juga dikenal vokal dan sekarang berdomisili di Australia.Soe Hok Gie menamatkan pendidikan Sekolah Dasar di SD Sinwa kemudian di SMP Strada dan SMA di Kolese Kanisius. Dia adalah seorang anak muda yang berpendirian yang teguh dalam memegang prinsipnya dan rajin mendokumentasikan perjalanan hidupnya dalam buku harian.Setelah tamat dari SMA dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia Fakultas Sastra Jurusan Sejarah pada tahun 1962-1967.Dia adalah seorang aktivis Indonesia yang memperjuangkan hak-hak rakyat pada zaman rezim orde lama yang dipimpin oleh Soekarno,disamping itu juga dia adalah seorang pecinta alam,sejak masih duduk dibangku SMP dia suka mendaki gunung karena menurutnya apabila kita menyatu dengan alam pikiran kita lebih terbuka,oleh sebab itu ketika duduk dibangku kuliah,dia bersama beberapa temannya membentuk sebuah organisasi yakni Mahasiswa Pecinta Alam ( MAPALA ),maka dari itu dari kalangan mahasiswa Soe Hok Gie dikenal sebagai aktivis sedangkan dari kalangan pecinta alam Soe Hok Gie dikenal sebagai seorang Alumni MAPALA Universitas Indonesia pecinta alam yang suka menghabiskan waktunya untuk menyatu dengan alam, maka seorang Aktivis seperti Soe Hok Gie yang juga seorang pecinta alam disamping dia berpikir kritis tetapi dia juga puitis,itu terbukti dari beberapa puisi hasil karyanya.
Di zaman Soe Hok Gie, kampus menjadi ajang pertarungan kaum intelektual yang menentang atau mendukung pemerintahan Bung Karno. Sepanjang 1966-1969 Gie berperan aktif dalam berbagai demonstrasi. Uniknya ia tak pernah mau bergabung bersama organisasi ekstra kampus seperti Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), dan dia pernah ditawari oleh teman-temannya untuk bergabung bersama PMKRI karena kebetulan dia adalah orang katolik tetapi dia menolak. Kemudian organisasi-organisasi besar lainnya seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),GMNI,PMKRI bersatu dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), dan organisasi ini menjadi lokomotif gerakan mahasiswa angkatan 66. Gie lebih banyak berjuang lewat tulisan. Kritiknya pada Orde Lama dan Presiden Soekarno digelar terbuka lewat diskusi maupun tulisan di media masa misalnya Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya.
Ketika pemerintahan Soekarno ditumbangkan gerakan mahasiswa Angkatan 66 dan digantikan oleh rezim orde baru yakni Soeharto,orang-orang dalam parlemen yang pro-Soekarno dan pro-Komunis itu digantikan,nah disinilah terjadi penghianatan intelektual oleh beberapa aktivis mahasiswa,mereka diangkat menjadi anggota dewan dalam parlemen,mereka yang awalnya hidup melarat menjadi hidup mewah,mereka disuguhi barang-barang mewah dan diajak keliling keluar negeri dan ada sebagian diantara mereka memperkaya diri dengan cara yang tidak halal,tetapi bagaiman dengan Soe Hok Gie…???,dia lebih memilih menyepi ke puncak-puncak gunung ketimbang menjadi anggota DPR karena dia memiliki sifat idealis yang tinggi,kemudian dia berkata “ Lebih baik hidup terasingkan dari pada menyerah pada kemunafikan ”. Sosok idealis yang tercipta pada masanya dan selalu terngiang,lingkungan dan alam menjadi guru yang baik baginya. Sifat idealis seperti inilah yang kita harapkan dari mahasiswa-mahasiswa sebagai generasi penerus yang harus memperjuangkan hak-hak rakyat, tetapi sekarang banyak topeng sosok Soe Hok Gie bermunculan dengan idealis pada keadaan dirinya bukan sekitarnya. Dalam sebuah penggalan puisinya Soe Hok Gie mengatakan :
“ Diantara tahu dan ketidaktahuan
Adalah keraguan yang mencemaskan
Kutapaki belantara kebimbangan
Untuk menggenggam suatu kepastian
Satu hal yang paling mustahil aku temui adalah satunya kata
Hati dan Perbuatan “.

Sungguh sayang seribu sayang Soe Hok Gie tidak bisa berbuat lebih banyak lagi untuk Negara kita yang tercinta ini karena kejadian na’as menimpa dirinya di puncak Gunung Semeru dan akhirnya dia meninggal dunia yakni tepatnya, pada tanggal 16 Desember 1969 dia bersama beberapa temannya dari alumni MAPALA Universitas Indonesia pergi untuk mendaki gunung yaitu Gunung Semeru yang merupakan puncak tertinggi di Pulau Jawa. Soe Hok Gie berencana merayakan ulang tahunnya yang ke-27 di atap tertinggi di Pulau Jawa itu.Pada sore itu hujan mulai turun dan terdengar suara letupan kawah Jonggringseloko di Puncak Mahameru (puncaknya G. Semeru) serta semburan uap hitam yang kelihatan di puncak Mahameru tersebut. Nasid sial menimpa Soe Hok Gie bersama temannya yang bernama Idhan Lubis, mereka berdua menghirup gas beracun dari letupan kawah tersebut.
Jenazah Soe Hok Gie kamudian dibawa pulang dan dimakamkan di Menteng Pulo.namun pada tanggal 24 Desember 1969 jenazahnya dioindahkan ke pemkaman Kober Tanah Abang agar dekat dengan kediaman ibunya.Dua tahun kemudian kuburannya terkena penggusuran karena ada proyek pembangunan Prasasti.Kemudian keluarga dan sahabat-sahabatnya menumbuk sisa-sisa tulang belulang Gie kemudian serbuknya ditebar diantara bunga-bunga Edelweiss di Lembah Mandalawangi di Puncak Pangrango dimana Gie sering merenung.
Dalam usia 27 tahun kurang 1 hari Gie sudah menuntaskan misinya dalam hidup..
Dia menjadi inspirasi bagi sebagian pemuda-pemuda Indonesia yang memaknai keadaan bangsa. Mudah-mudahan kenangan atasnya menjadi sandaran bagi kita untuk berjuang di jalan yang kita pilih untuk memperbaiki bangsa ini.Mati muda merupakan cita-citanya karena dia mengatakan dalam sebuah catatannya “ Filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda”. Kemudian catatan yang lain mengatakan “ Dia meninggalkan dengan hati berat dan tidak tenang, karena masih terlalu banyak kaum munafik yang berkuasa. Orang-orang yang pura-pura suci dan mengatasnamakan Tuhan … Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa, Hanya mereka yang berani menuntut haknya, pantas diberikan keadilan. Kalau mahasiswa Indonesia tidak berani menuntut haknya, biarlah mereka ditindas sampai akhir zaman oleh sementara dosen-dosen korup mereka “.
Sebelum saya mengakhiri tulisan ini saya mengutip sebuah puisi dari Se Hok Gie Bagi pemuda dan khususnya mahasiswa demonstran, Judulnya “Pesan” dan cukilan pentingnya berbunyi:
Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran
Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi.
Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?
Demikian yang dapat saya tuliiskan tentang sosok seorang Sok Hok Gie,semoga dengan hadirnya tulisan ini teman-teman bisa terinspirasi dan mudah-mudahan bias menjadi sosok seorang Sok Hok Gie yang berpikir untuk kemajuan Negeri yang kita cintai ini.dan bias meneruskan dan mewujudkan cita-cita Soe Hok Gie yang belum terwujud sampai saat ini yaitu pemerintahan Indonesia yang bersih dari korupsi dan kehidupan politik yang tidak berpihak pada golongan,rasa atau agama.
ADAKAH SOSOK SOE HOK GIE BERIKTNYA….????????????????????
MUNGKIN ANDA LAH ORANGNYA…………………!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar